Rabu, 23 November 2011

Biografi Ustad Arifin Ilham ( Kilas Balik Perjalanan Ustad Arifin Ilham )


Banyak yang mengidolakan ustad yang satu ini, yaitu Ustad Arifin Ilham, termasuk saya. Namun mungkin belum banyak yang tau mengenai biografi dan perjalanan hidupnya (termasuk saya juga). Nah, buat yg belon tau, kesempatan ini aku pake buat berbagi kisah mengenai ustad yang ganteng n pejuang penegakan syariah Islam ini.

Duduk yang manis dan bersiap membaca….

Si Badung dari Banjarmasin

Begitu lahir, ia sudah bergigi. Ketika kecil,


badungnya bukan alang kepalang. Ia nyaris membakar rumah, hanya karena permintaannya tidak dituruti. Doa kedua orang tuanya di Tanah Suci mengubah perangai Arifin.
Suatu siang di tepi sungai kecil tak bernama di Jalan Sutoyo, Banjarmasin, seorang anak laki-laki berusia dua tahun sedang asyik bermain-main air menemani sang ibu yang sedang sibuk mencuci. Tiba-tiba bocah itu tergelincir dan sekejap kemudian air yang deras sudah menariknya ke tengah sungai.

Menyaksikan anaknya hanyut, tanpa berpikir panjang ibu yang tengah hamil delapan bulan itu langsung terjun ke sungai. Air sungai yang deras dan dalam tidak membuatnya ciut. Ia berenang semampunya agar bisa menggapai kaki anak lelaki satu-satunya itu. Bocah itu sudah tenggelam cukup jauh dan terus meluncur cepat sejalan dengan derasnya air sungai. Sekujur tubuhnya tak terlihat dan hanya sesekali kaki anak itu tampak menjulur ke atas. Sambil terus berenang, wanita muda itu berusaha sekuat tenaga menggapai kaki anak itu. Ia seakan sudah tidak menghiraukan lagi bahwa di perutnya tengah ada jabang bayi yang usianya sudah cukup tua.
Syukurlah, usahanya membuahkan hasil. Setelah berenang sekitar empat meter lebih, ia akhirnya berhasil menangkap kaki putranya. Bocah itu sudah pucat pasi dan tak sadarkan diri. Beruntung, ibu itu masih merasakan ada gerak kehidupan di jantungnya. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya, ibu itu menggendong putranya ke pinggir kali. Setelah itu, sang ibu tak sadarkan diri dan tidak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.

Perjuangan ibu itu tidak sia-sia. Bocah yang nyaris mati tenggelam itu, kini telah menjadi seorang dai (penceramah agama) yang sangat kondang. Sejak namanya mulai dikenal, hampir setiap hari K.H. Arifin Ilham muncul di layar TV atau media lain. Berbeda dengan dai sejuta umat, K.H. Zainuddin M.Z., dan dai manajemen kalbu, Aa Gym, Arifin Ilham tampil dengan gaya zikirnya yang menyejukkan. Seakan membawa jemaahnya terbang ke langit serta melupakan dunia yang fana.

BERGIGI SEJAK LAHIR

Saat Arifin kecil itu tenggelam, ayahnya, H. Ilham Marzuki, yang bekerja sebagai staf di Bank BNI 46 di Banjarmasin, tengah berada di luar kota. Saat itu Arifin tengah bermain dengan kakaknya, Mursidah, sementara ibunya tengah mencuci. “Saat bermain dengan kakak, saya tiba-tiba terpeleset dan terjatuh ke sungai. Saya langsung tenggelam dan setelah itu saya tak sadar lagi apa yang terjadi,” Arifin Ilham membuka kisah masa kecilnya di sela-sela kegiatannya yang padat, antara lain mengisi siaran rohani di televisi.

Alhamdulillah, Arifin berhasil ditolong dan sehat kembali, sementara ibunya maupun kandungannya juga tak bermasalah. Pada 21 April 1971 (kandungan usia sembilan bulan sepuluh hari) ibunya melahirkan adik Arifin, Siti Hajar, dengan selamat.

Arifin Ilham adalah anak kedua dari lima bersaudara, dan dia satu-satunya anak lelaki. Ayah Arifin masih keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar, ulama besar di Kalimantan, sementara ibunya, Hj. Nurhayati, kelahiran Haruyan, Barabay, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Setahun setelah menikah, pasangan ini melahirkan putri pertama mereka tahun 1967. Karena anak pertama mereka perempuan, betapa bahagianya mereka ketika anak keduanya adalah laki-laki. Nurhayati mengatakan bahwa saat hamil anak keduanya itu, ia merasa biasa-biasa saja, tidak ada tanda-tanda khusus. Hanya, berbeda dengan keempat putrinya, saat dalam kandungan, bayi yang satu ini sangat aktif. Tendangan kakinya pun sangat kuat, sehingga sang ibu acapkali meringis menahan rasa sakit.

Bayi yang lahir tanggal 8 Juni 1969 itu kemudian diberi nama Muhammad Arifin Ilham. Berbeda dengan keempat saudaranya yang lain, yang saat lahir berat mereka rata-rata 3 kilogram lebih, bayi yang satu ini beratnya 4,3 kilogram dengan panjang 50 sentimeter. “Anehnya, bayi itu sejak lahir sudah bergigi, yaitu di rahang bagian atasnya,” kenang Nurhayati.

Bayi itu selanjutnya tumbuh sehat. Usia setahun sudah bisa berjalan dan tak lama setelah itu ia mulai bisa berbicara. Setelah Siti Hajar, satu demi satu adik Arifin pun lahir. Yaitu, Qomariah yang lahir tanggal 17 Mei 1972 dan si bungsu Fitriani yang lahir tanggal 24 Oktober 1973.

Saat berusia lima tahun, Arifin dimasukkan oleh ibunya ke TK Aisyiah dan setelah itu langsung ke SD Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin. Arifin mengaku, saat masih di SD itu ia tergolong pemalas dan bodoh. “Kata orang Banjarmasin, Arifin itu babal. Arifin baru bisa baca-tulis huruf Latin setelah kelas 3,” kenang Arifin yang setiap kali berbicara tentang dirinya selalu menyebut namanya sendiri.

Di SD Muhammadiyah ini Arifin hanya sampai kelas 3, karena berkelahi melawan teman sekelasnya. Masalahnya, dia tidak rela ada salah seorang temannya yang berbadan kecil diganggu oleh teman sekelasnya yang berbadan cukup besar. Arifin kalah berkelahi karena lawannya jagoan karate. Wajahnya babak belur dan bibirnya sobek. Agar tidak berkelahi lagi, oleh ayahnya Arifin kemudian dipindahkan ke SD Rajawali.

KECIL, TAPI TUA

Rumah tempat tinggal orang tua Arifin terletak di Simpang Kertak Baru RT 7/RW 9, kota Banjarmasin, tepat di sebelah rumah neneknya, ibu dari ibunda Arifin. Sebagai pegawai Bank BNI 46, ayahnya sering kali bertugas ke luar kota Banjarmasin, kadang-kadang sampai dua-tiga bulan. Ayah Arifin mengakui bahwa ia tidak banyak berperan mendidik kelima anaknya, sehingga akhirnya yang banyak berperan mendidik Arifin adalah istri dan ibu mertuanya. Arifin mengungkapkan bahwa cara mendidik kedua orang tua itu keras sekali. “Baik Mama maupun Nenek kalau menghukum sukanya mencubit atau memukul. Dua-duanya turunan, kalau nyubit maupun memukul keras dan sakit sekali,” canda ustad muda itu.

Nenek Arifin sangat disiplin. Setiap pulang sekolah, Arifin kecil diharuskan untuk tidur siang. Kalau tak bisa tidur, ia terpaksa berpura-pura tidur, karena ditunggui dan dipelototi oleh sang nenek. Kalau mata melek sedikit, neneknya langsung berteriak-teriak, “Tidur... tidur…!” Meski tak ditunggu sekalipun, ia tak berani kabur karena kalau ketahuan pasti langsung dicubit atau dipukuli. Meskipun semua saudaranya perempuan, mereka pernah merasakan cubitan ibu maupun neneknya. “Nenek, kalau nyubit di paha, kenceng sekali, sampai-sampai paha kami biru-biru semua,” tambahnya sembari tertawa.

Di masa kecil, Arifin lebih suka bermain dengan teman-teman yang usianya lebih tua, sehingga ia dijuluki ‘ketu’, maksudnya, kecil tapi tua. Akibatnya, meski secara fisik dan usianya masih bocah, penalarannya acapkali seperti orang dewasa. Ibunda Arifin sangat terkesan dengan sifat sosial dari anak lelaki satu-satunya itu. “Sejak kecil, Arifin sangat berjiwa sosial. Dulu, ketika anak-anak masih kecil, setiap kali saya membagikan makanan dan di antara saudaranya ada yang merasa kurang, maka bagian makanannya langsung diberikan kepada saudaranya itu,” kenang sang ibu.

Ada satu kenangan yang tak pernah dilupakan oleh ibu dari lima anak itu. Saat itu, Arifin, yang baru duduk di kelas IV SD, serta semua saudaranya diajak jalan-jalan oleh kedua orang tuanya. Di tengah jalan, Arifin tiba-tiba memohon kepada ayahnya agar menghentikan mobilnya. Begitu mobil berhenti, ia segera turun. Rupanya, Arifin merasa iba melihat seorang lelaki tua yang susah payah menarik gerobak yang sarat dengan bawaan, menaiki jembatan. Bocah itu langsung membantu mendorong gerobak dari belakang sampai akhirnya berhasil mendaki jembatan itu. “Setelah itu, Arifin masih memberi uang kepada lelaki tua itu,” tutur Nurhayati, mengenang kelakuan putranya.

HAMPIR MAU BAKAR RUMAH

Kenakalan Arifin rupanya masih saja berlanjut, meskipun sudah dipindahkan ke SD Rajawali. “Maklum, karena kami tinggal di kota, Arifin mulai agak terpengaruh pada hal-hal yang sedikit negatif,” tutur Ilham Marzuki. ”Dia mulai bisa bermain judi dengan uang kecil-kecilan dan merokok dengan sembunyi-sembunyi.”

Menurut Arifin, ia tidak pernah berjudi dengan taruhan uang. “Arifin memang suka bermain judi dadu, tapi taruhannya bukan uang,” sergahnya. “Kalau Arifin berjudi, taruhannya kelereng. Kita pasang tiga kelereng, kalau menang dapat 10 kelereng. Tapi, Arifin banyak kalahnya sehingga lama- kelamaan duit Arifin pun habis untuk membeli kelereng. Karena masih ingin main judi, Arifin pun mencuri. Saat Abah memanggil-manggil dan mengajak salat berjemaah, Arifin pura-pura mandi. Begitu Abah sudah mulai salat, Arifin pun segera masuk ke kamar Abah dan mengambil uang Abah yang ada di kamar. Arifin tak berani mengambil banyak-banyak, hanya sekitar seribu rupiah!”

Pendidikan yang keras dan disiplin terhadap Arifin di rumah rupanya tidak selalu membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan kedua orang tuanya. Di luar rumah, Arifin menikmati dunianya sendiri, sehingga membuat kedua orang tuanya jadi semakin cemas. “Karena Abah sering ke luar kota, maka Arifin pun jadi kurang terkontrol dan nakal,” kata Arifin beralasan.

Oleh kedua orang tuanya Arifin pun didatangkan guru mengaji ke rumah. Selain diharapkan pintar mengaji, kedua orang tuanya juga berharap agar anak lelaki satu-satunya itu tidak banyak bermain di luar rumah. Tapi, apa yang terjadi? Arifin justru membuat ulah yang aneh-aneh. Setiap kali guru mengaji itu datang ke rumah, ia selalu saja dijaili Arifin. “Kadang-kadang Arifin gembosin ban sepedanya, kadang-kadang ngumpetin sandalnya,” ujar Arifin berterus terang.

Saat kelas 6 SD Arifin pernah mengancam akan membakar rumah orang tuanya. Pasalnya, sang ayah tidak mau mengabulkan permintaannya. Rupanya, ia minta dibelikan motor trail, tapi malah dibelikan motor Vespa. Ayahnya khawatir, kalau dibelikan motor trail, Arifin akan main kebut-kebutan yang tentu sangat membahayakan keselamatannya. “Biarpun harganya lebih mahal, motor itu tidak trendi,” ujarnya jengkel.

Meski sudah menyiapkan minyak tanah dan korek api, orang tuanya tidak memperhatikan ancamannya itu. Arifin jadi kesal. Ia kemudian membuat ulah agar ayahnya naik pitam. Suatu sore, ketika banyak orang sedang bermain badminton di sebelah rumahnya, Arifin ikut bergabung bersama mereka. Ia tahu ayahnya sedang duduk-duduk di teras rumahnya dan dengan mudah bisa melihat apa yang diperbuatnya. Ia juga tahu ayahnya sangat tidak suka melihat orang merokok, terlebih itu dilakukan oleh anak kecil, seperti dirinya. Arifin pun sesungguhnya tidak suka merokok. Tapi, untuk memancing kemarahan ayahnya, ia sengaja merokok di depan ayahnya dan orang banyak. Begitu sampai pada tiga empat isapan, sang ayah mendekatinya dan langsung menampar sambil memarahinya. “Kamu ini nyontoh siapa, sih. Kamu, kok, jadi badung seperti ini? Kamu mau jadi apa kalau sudah besar nanti?”

Tamparan itu tidak hanya mempermalukannya, tapi juga membuatnya sakit lahir batin. Maklum, sewaktu muda ayahnya juga pernah berlatih karate, sehingga pukulannya cukup mantap. Saat itu juga ia kabur dari rumah. Ia sangat marah dan sakit hati sehingga tidak ingin pulang lagi ke rumah orang tuanya. Tapi, begitu jauh dari rumah, ia bingung mau lari ke mana. Karena hari sudah larut, maka ia putuskan singgah di rumah Ahmad, sahabat mainnya. Ia berpesan kepada keluarga Ahmad agar tidak memberitahukan keberadaannya kepada kedua orang tuanya. Tapi, diam-diam orang tua Ahmad memberitahukannya kepada Hj. Nurhayati, ibu Arifin. Nurhayati kemudian memberikan sejumlah uang kepada orang tua Ahmad untuk keperluan Arifin, baik untuk makan atau keperluan lain.

Arifin sama sekali tidak tahu bahwa ibunya sudah mengetahui keberadaannya. Tapi, ia merasa ada sesuatu yang agak janggal. Ia tahu persis bahwa kehidupan keluarga Ahmad tergolong susah. “Tapi, kenapa setiap hari makanannya selalu lezat-lezat? Nasinya enak, lauknya pun lengkap, ada ikan, daging, dan sebagainya,” papar Arifin. “Rupanya, selama Arifin menginap di rumah ini, selalu disubsidi Mama. Mama datang setiap hari dengan sembunyi-sembunyi, tanpa Arifin ketahui atau pas Arifin tidak berada di rumah,” lanjutnya.

Memasuki hari kelima, Nurhayati datang ke rumah orang tua Ahmad dan sengaja menemui Arifin. Ia memberi tahu bahwa ayahnya sakit keras gara-gara memikirkan Arifin. Ia membujuk putranya agar segera pulang ke rumah. Arifin trenyuh juga mendengar cerita itu dan saat itu pun ia bersedia pulang bersama ibunya. Sampai di rumah, Arifin langsung memohon maaf kepada ayahnya yang langsung memeluknya. “Kami saling berpelukan dan bertangis-tangisan,” kenang Arifin sendu. “Ini benar-benar seperti cerita sinetron!” lanjutnya bercanda.

Jadi Jagoan di Pesantren

Di Tanah Suci, kedua orang tuanya berdoa khusyuk untuk Arifin. Hasilnya, tabiat Arifin berubah drastis!

Saat kedua orang tuanya menunaikan ibadah haji, Arifin malah asyik berjudi. Tapi, ucapan seorang temannya yang pemabuk dan penjudi, hidupnya berubah total. Ia tinggalkan dunia remajanya yang ‘hitam’ dan dengan caranya ia mencoba memperbaiki hidupnya.

Apa saja yang dilakoni Arifin untuk menebus kesalahannya pada orang tuanya? Dan bagaimana langkahnya dari seorang ‘penjudi’ menjadi seorang dai?

SANTRI BERDASI

Meskipun badung, Arifin berhasil lulus SD dengan baik. Nilai pendidikan agamanya biasa-biasa saja, namun nilai pengetahuan umumnya cukup bagus sehingga ia bisa masuk ke SMP Negeri I Banjarmasin, sekolah favorit di ibu kota Kalimantan Selatan itu. “Kalau Arifin serius dan bersemangat untuk belajar, Arifin pasti mampu,” ujar Arifin. “Ketika kelas 6 Arifin mulai memiliki semangat belajar, sehingga nilai Arifin pun cukup bagus.”

Tapi, bukan berarti Arifin tidak nakal lagi. Ia masih suka bermain dengan anak-anak yang lebih tua darinya, serta bermain judi. Tahun 1982 ayah-ibunya berangkat ke Tanah Suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Di depan Kabah kedua orang tua Arifin bersimpuh di hadapan Ilahi, memohon agar Arifin diberikan petunjuk dan hidayah oleh-Nya.

Sementara itu, Arifin yang ditinggal di rumah bersama keempat saudaranya, tetap asyik bermain judi. Bekal yang ditinggalkan oleh ayahnya saat berangkat haji sudah ludes untuk membeli kelereng guna taruhan berjudi dadu. Suatu hari, ketika tengah asyik-asyiknya berjudi kelereng, Denny, salah seorang temannya bermain judi, tiba-tiba nyeletuk, “Fin, ayah lu naik haji, lu malah main judi!”

Arifin terenyak dan pikirannya mendadak menjadi tidak tenang. Saat itu juga ia langsung pamit pulang. Celetukan itu ternyata masuk ke nalar Arifin. Meski Denny seorang pemabuk dan penjudi, entah kenapa, ucapannya kali ini seakan langsung menohok kalbu Arifin. Sepanjang perjalanan, ia teringat pada kedua orang tuanya yang tengah menunaikan ibadah haji. Tiba-tiba ia dihantui perasaan bersalah yang luar biasa kepada kedua orang tuanya. Bayang-bayang kenakalannya selama ini mendadak muncul di hadapannya, membuat batinnya makin tersiksa. Semalaman ia tidak bisa tidur pulas. Setiap kali terbangun, bayangan kedua orang tuanya muncul, hingga membuatnya sangat khawatir. Tiba-tiba saja batinnya tercabik-cabik, hingga membuatnya menangis sendirian di kamar. “Hidayah tidak selalu datang dari seorang kiai atau ulama, tapi bisa juga dari mereka yang berlumur dosa,” tandasnya.

Arifin yakin, terbukanya mata hatinya tentu bukan semata-mata karena ucapan Denny yang menohok hatinya. Arifin mengatakan, “Selain Arifin mendapatkan hikmah dari ucapan Denny, doa Abah dan Mamah di Mekah ternyata dikabulkan oleh Allah. Selain untuk menunaikan ibadah haji, Arifin yakin Abah pasti memohon pada Allah agar anaknya yang nakal ini bisa mendapat petunjuk dan hidayah-Nya. Saat itu juga nur Ilahi itu tiba-tiba datang menyinari seluruh kalbu Arifin. Sejak itu, Arifin berjanji pada diri sendiri untuk tidak berjudi dan melakukan tindakan yang tercela. Kalau selama ini Arifin hanya salat magrib dan itu pun tidak rutin, sejak itu Arifin bertekad untuk salat lima waktu.”

Saat kedua orang tuanya pulang dari Tanah Suci, mereka sangat terkejut melihat perubahan sikap Arifin. “Kok, Arifin ini berubah sekali sifat dan kebiasaannya?” tanya ayahnya dalam hati. Belakangan, Arifin yang saat itu baru kelas 1 SMPN bahkan minta dimasukkan ke pesantren.

Menjelang saat penerimaan rapor semester akhir kelas 1 SMP, Arifin diajak oleh kedua orang tuanya berkunjung ke Pesantren Al-Fallah di kilometer 24, Banjarmasin. Tapi, Arifin menolak untuk dimasukkan ke pesantren itu. “Saya ingin masuk pesantren, tapi tidak mau pakai sarung. Saya ingin masuk pesantren yang bercelana panjang dan berdasi,” kenangnya sembari tertawa.

Sepengetahuan ayahnya, pesantren yang diharapkan Arifin itu tidak ada di Banjarmasin atau bahkan di Kalimantan. Pesantren Darussalam di Banjarmasin yang dipimpin oleh kakek Arifin pun, keadaannya sama. Pesantren yang dimaksud oleh Arifin itu adalah pesantren modern yang hanya ada di Pulau Jawa. Arifin ternyata tidak keberatan untuk nyantri di Pulau Jawa. Begitu menerima rapor kenaikan, ke kelas 2 SMP, Arifin bersama adiknya, Siti Hajar, diantar oleh sang ibu ke Jakarta tahun 1983. Kedua kakak-beradik itu kemudian dimasukkan ke Pesantren Darunnajah di Ulujami, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Meski masuk pesantren atas kemauannya sendiri, pada awalnya Arifin merasa sangat tidak betah tinggal di pesantren yang jaraknya sangat jauh dari kedua orang tuanya itu. Padahal, di pesantren itu ia juga ditemani oleh adiknya. “Kalau di rumah kami ingin makan lauk yang enak, tinggal ngomong sama Mamah. Di pesantren, makanan serba terbatas dan rasanya masih kurang pas di lidah kami,” kata Arifin. “Setiap minggu kami hanya sekali bisa makan daging serta ikan, selebihnya setiap hari kami hanya makan tahu tempe.”

SENINYA JADI SANTRI
Rekan dekat Arifin di Pesantren Darunnajah, Drs. H. Royhan Sabuki, memaklumi keluhan Arifin. Tapi, ia menyadari kenapa fasilitas pesantren demikian memprihatinkan. Saat ia masuk tahun 1983, uang masuknya masih sangat murah. Saat itu jumlah santrinya baru sekitar 300 orang, dan setiap anak ditarik uang masuk Rp50.000, serta uang makan setiap bulan Rp22.000. “Padahal, untuk sekali makan di warteg (warung Tegal) saja, waktu itu sudah seribu rupiah. Jadi, wajar kalau dengan biaya sebesar itu menu pokok kami setiap hari tidak lepas dari tahu tempe,” kenangnya.

“Di sinilah seninya tinggal di pondok pesantren. Mereka harus ulet dan disiplin,” kata Ustad Drs. K.H. Machrus Amin, pendiri dan pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta. “Di pesantren tentu saja berbeda dengan di rumah, baik untuk mandi atau makan. Agar bisa mandi pagi-pagi, mereka harus disiplin bangun pagi-pagi pukul empat. Begitu juga dengan makan. Makan di pesantren itu rumusnya berkah. Sekarang, dengan uang makan Rp135.000 sebulan bagi setiap santri, yang berarti sekali makan hanya Rp1.500, tentu saja tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Tapi, masih bisa makan dengan lauk ayam, ikan, maupun daging, tentu sudah lumayan. Dengan anggaran itu, semua guru dan karyawan sudah bisa ikut makan. Di sinilah letak keberkahan pesantren itu!”

Salah satu sifat yang sangat berkesan pada diri Arifin dari kacamata Royhan adalah kedermawanannya. Saat di tingkat aliyah (SMU), pertemanan mereka makin dekat. Setiap kali keluar pesantren, Arifin sering kali mengajak Royhan. “Ustad Arifin orangnya sangat sosial. Setiap kali keluar pesantren, dia pasti mengajak saya makan dan makannya selalu di restoran yang enak-enak,” tutur Sarjana Fakultas Syariah Darunnajah yang kini mengasuh Pesantren Darunnisak di Legoso, Ciputat, itu.

Tidak hanya pada dirinya Arifin bersikap dermawan. Suatu hari, Arifin membeli baju dari bahan kaus di Pasar Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sesampainya di pesantren, salah seorang teman menegurnya, “Wah, habis beli baju baru, Fin?”

“Ya, lu mau?” jawab Arifin spontan.

“Nggak... nggak, ah,” jawab teman itu malu-malu.

“Ambil, deh, untuk lu!” kata Arifin enteng sembari melempar baju yang baru saja dibelinya itu.

GILA PIDATO
Di samping masalah makan dan fasilitas tempat tinggal, ada masalah lain yang membuat Arifin tidak betah di pesantren. Selain kurang serius dalam belajar, ia merasa sangat berat mengikuti materi pelajaran agama di pesantren itu. Seharusnya, untuk masuk di tingkat tsanawiyah (tingkat SMP dengan pendidikan agama) harus berijazah ibtidaiyah (tingkat SD dengan tambahan pendidikan agama). Arifin sendiri berasal dari SD umum dan pengetahuan agamanya pun sangat tipis. Ia belum lancar membaca dan menulis Arab. Padahal, itu merupakan materi utama pelajaran di tingkat tsanawiyah.

“Karena sangat jauh tertinggal, maka semangat belajar Arifin pun jadi sangat kurang,” Arifin beralasan. “Selain itu, di pesantren tersebut nilainya jujur sekali. Kalau nilainya 2 atau 3, nilai di rapor pun akan seperti itu. Nilai rapor Arifin pun seperti lautan merah. Dari 40 mata pelajaran di rapor, lebih dari 30 mata pelajaran merah semua. Buruk sekali!”

Saat itu Arifin sangat terpukul dan sedih. Tapi, ia tak ingin menyerah. Bagaimanapun, masuk ke pesantren itu adalah kemauannya sendiri. Ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Memasuki semester dua, ia berusaha memacu diri. Kalau orang lain bisa, ia pun harus bisa, begitu tekadnya. Usahanya tidak sia-sia, ia berhasil naik ke kelas II. Di kelas ini ia memacu diri lebih keras lagi. Hasilnya, sangat fantastis. Ia berhasil naik kelas dengan nilai yang cukup bagus, sehingga nilainya di atas rata-rata. Belakangan, ia bahkan masuk ranking sepuluh besar di kelasnya.

Tahun berikutnya, Arifin tidak hanya bernilai bagus, namun juga menjadi bintang di bidang olahraga dan kesenian. Selain lari dan badminton, ia berhasil menjadi juara membaca puisi. Hanya, dalam bidang pidato, Arifin masih belum pede (percaya diri). Setiap kali ada acara latihan berpidato, keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Sebenarnya, ia ingin sekali bisa tampil berpidato. Tetapi, ia selalu diselimuti ketegangan dan ketakutan yang luar biasa setiap kali akan melangkahkan kakinya ke podium.

Tapi, bukan Muhammad Arifin kalau ia langsung menyerah. Pikirannya tiba-tiba menerawang jauh ke belakang, ketika ia masih tinggal bersama kedua orang tuanya di Banjarmasin. Setiap sore menjelang magrib, ia dan saudara-saudaranya selalu diajak kedua orang tua mereka ke Masjid Sabilal-Muqtadin, sekitar 200 meter dari rumahnya. Mereka berada di masjid hingga salat isya, sambil mendengarkan pengajian yang disampaikan oleh K.H. Rafi Hamdan, seorang ustad kenamaan di kota Banjarmasin. “Arifin sangat terkesan dengan cara-cara beliau memberikan pengajian. Sayang, kini beliau sudah tiada,” tutur Arifin.

Arifin sangat mengidolakan ustad itu. “Enak juga jadi seorang dai seperti beliau, bisa memberikan pencerahan pada banyak orang,” pikirnya. “Tapi, bagaimana mungkin berceramah panjang lebar seperti itu, kalau mau naik ke mimbar saja Arifin sudah gemetaran?”

Arifin terus merenung dan berpikir bagaimana caranya bisa berpidato dengan baik. Setiap kali acara latihan berpidato itu diselenggarakan di pesantren, ia selalu berusaha datang. Begitu juga ketika di pesantrennya diselenggarakan lomba pidato, ia selalu mengamati satu demi satu rekan-rekannya yang tampil. Ketika akhirnya salah seorang di antara mereka dinyatakan tampil sebagai juara, pengamatannya pun dialihkan kepada rekannya itu. Arifin mengamati kehidupan sehari-hari rekannya itu, sejak mulai bangun tidur, salat, makan, dan sebagainya. “Ternyata anaknya biasa-biasa saja. Kalau dia bisa, kenapa Arifin tidak?” kata Arifin mengungkapkan perasaannya saat itu.

Sejak itulah, Arifin seperti ‘kesetanan’ pidato. Di saat semua teman di kamarnya tertidur lelap, ia justru bangun. Ia lalu berdiri di atas tempat tidurnya, dan beraksi seperti layaknya orang-orang berpidato di atas mimbar, ”Para hadirin yang sedang nyenyak tidur, para bantal, para kasur, dan para sarung yang kumal-kumal yang kami hormati. Pertama-tama marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang….”

MR ENGLISHMAN
Cara ‘gila’ belajar dan berlatih pidato itu ternyata tidak percuma. Ia tidak lagi mandi keringat dingin dan gemetaran setiap kali harus naik mimbar di hadapan teman-teman santrinya untuk berlatih pidato. Ia pun mulai mampu mengatur kata demi kata yang harus ia sampaikan dalam setiap latihan pidatonya. Kepercayaan dirinya terus bertambah, sehingga ia pun mulai berani tampil berceramah di luar pesantren. Setiap kali ia pulang liburan ke rumah orang tuanya di Banjarmasin, ia mulai memberanikan diri berceramah di Dakwatul-Chair, surau yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya.

Meski di pesantren sudah sering berpidato, Arifin mengaku sangat tegang saat pertama kali diminta oleh pengurus surau itu untuk berceramah. “Semalaman Arifin tidak bisa tidur dan keringat dingin keluar dari sekujur tubuh,” kenangnya. “Arifin kemudian bangkit dari tempat tidur dan berusaha membaca buku untuk mempersiapkan bahan ceramah. Siapa tahu, sambil membaca, mata jadi lelah dan bisa tidur. Ee… mata Arifin tetap saja melek dan buku yang Arifin baca pun tidak masuk ke otak. Berhadapan dengan massa ternyata lebih menakutkan!”

Tapi, hanya sekali itu saja Arifin nervous, sehingga ceramahnya pun dirasakan tidak keruan dan banyak kalimat yang salah-salah. Sampai di rumah, Arifin pun kemudian berpikir panjang. “Arifin ternyata dibutuhkan umat. Arifin ditunggu oleh umat. Jadi, Arifin harus lebih serius dan bersungguh-sungguh lagi!”

Hari-hari selanjutnya ketegangan itu makin berkurang dan ia pun tampil dengan penuh percaya diri. Rupanya, banyak jemaah yang menyukai gaya ceramahnya, sehingga belakangan ia diminta tampil di tempat-tempat lain. Akhirnya, setiap kali pulang ke Banjarmasin, Arifin jadi sangat sibuk. Di usianya yang masih sangat remaja, ia sudah menjadi penceramah agama dari masjid ke masjid. “Belakangan, Arifin bahkan diminta untuk berkhotbah Jumat di Masjid Al-Jihad, masjid orang-orang Muhammadiyah yang cukup dikenal di Banjarmasin,” kata sang ayah.

Menanggapi tentang kepiawaian Arifin berpidato, Royhan bercerita, “Sejak dulu, cara bicaranya sangat terlatih, sehingga setiap kali dia tampil selalu mendapat sambutan hangat dari teman-teman. Akhirnya ia pun berhasil menjadi juara di berbagai lomba pidato. Selain di Pesantren Darunnajah, ia berhasil menjadi juara pidato tingkat nasional dan tingkat Asean.”

Kesimpulan Arifin, “Sebesar kesadaranmu, sebesar itu pula keuntunganmu. Sebesar keinsafanmu, sebanyak itu pula keuntunganmu!” Royhan pun sangat kagum pada semangat dan kesungguhan Arifin. Memasuki tahun kedua, setiap santri di Darunnajah diharuskan berkomunikasi dengan bahasa Arab atau Inggris. Kalau ada santri yang berbicara sehari-hari tidak menggunakan kedua bahasa asing itu, maka mereka akan dihukum. Hukumannya bisa bermacam-macam, tergantung berapa kali santri itu ketahuan tidak berbahasa asing. Hukuman bisa berupa menghafal atau menulis kata atau kalimat bahasa Arab/Inggris, bisa disuruh membersihkan kamar mandi, dan sebagainya.

Setiap anak diwajibkan menjadi mata-mata bagi anak lain, sehingga siapa pun yang berbicara dengan tidak menggunakan bahasa Arab atau Inggris, pasti akan mendapatkan hukuman. Akhirnya, hampir semua santri pernah menjalani hukuman itu. Kalau teman-teman lain lebih suka berbicara dengan bahasa Arab, Arifin lebih suka berbahasa Inggris. Arifin sering kali mengatakan, “I don’t care. I don’t care with the other person!” ujar Arifin seperti ditirukan oleh Royhan. “Teman-teman menyebut Ustad Arifin sebagai Mr Englishman!” Royhan bercerita sembari tertawa. Di kalangan teman-temannya, Arifin dikenal lebih piawai berbahasa Inggris daripada berbahasa Arab.

JAGOAN BERKELAHI
Perjalanan menuju sukses ternyata memang tidak mudah. Di mana pun, ada saja orang yang iri dan dengki melihat orang lain sukses. Demikian juga yang dirasakan Arifin. Selain merasa sulit bergaul, ia sering kali merasa diperlakukan tidak adil oleh pengasuh pesantren maupun para guru. Maklum, yang masuk di pesantren itu memang santri-santri dari berbagai suku di tanah air, sehingga budaya dan tingkah laku mereka pun bermacam-macam. “Sejak kecil Arifin paling tidak bisa melihat ketidakadilan. Karena itu, Arifin pun terpaksa berkelahi karena melihat ketidakadilan itu,” kata Arifin.

Suatu hari, Arifin melihat ada seorang santri yunior bernama Muhammad Ali disakiti oleh santri senior. Arifin pun marah dan tidak mau menerima keadaan itu sambil menantang sang senior itu berkelahi. “Eh, lu jangan cuma berani lawan anak kecil. Lawan gua kalau i memang jagoan!”

Dalam kesempatan lain, Arifin naik pitam lagi ketika ia berhasil memergoki santri yang mencuri lauk-pauk kiriman ibunya dari Banjarmasin. Hampir setiap bulan ia memang mendapat kiriman kecap, abon, dan ikan khas Banjarmasin. Sebagian ia bagikan kepada teman-temannya, dan sebagian lagi ia simpan agar bisa untuk makan sebulan. Tapi, belum lagi genap tiga hari, semua lauk itu sudah raib. Bulan berikutnya, Arifin sengaja memasang jebakan, sampai akhirnya berhasil menangkap ‘pencuri’nya. Arifin pun langsung menghajar anak itu. Sambil melempar abon dan kecap ke wajah temannya itu, Arifin membentaknya, “Makan, tuh, abon sama kecap ini!”

Selain dikenal sebagai juara lomba pidato, di Pesantren Darunnajah Arifin akhirnya juga dikenal sebagai santri yang suka berkelahi. Padahal, setiap kali usai berkelahi, Arifin selalu mendapat hukuman, yaitu digunduli kepalanya. Suatu hari, ketika Arifin dan santri-santri lain tengah antre makan, mendadak salah seorang santri langsung nyerobot antrean. Melihat ketidakadilan seperti itu, Arifin tentu saja sangat marah. Saat itu hanya Arifin yang berani menegur santri nakal itu, karena dia punya banyak teman. “Meskipun di pesantren, rupanya mereka main geng-gengan juga,” kenang Arifin. “Tapi, Arifin tidak takut, walaupun akhirnya Arifin dikeroyok oleh mereka. Perkelahian tentu saja sangat tidak seimbang, sehingga bibir Arifin pun robek dan berdarah-darah!”

Sebagai hukuman, Arifin pun harus digunduli. Tapi, ia berontak karena merasa diperlakukan tidak adil. Santri yang mengeroyok dan memukulinya ternyata malah tidak dihukum sama sekali. “Apanya lagi yang mau dibotaki, Kiai, sementara kepala saya sudah botak?” gumam Arifin.

MULAI DIUNDANG CERAMAH
Merasa diperlakukan tidak adil, Arifin mulai merasa tidak nyaman sekolah di pesantren itu. Ia pun memutuskan keluar sekolah, meski baru duduk di kelas dua aliyah (tingkat SMU). Setelah mengundurkan diri dari pesantren itu, Arifin pun masuk ke Pesantren Assyafi’iyah di daerah Bali Matraman, Tebet, Jakarta Selatan. “Saya merasakan banyak ketidakadilan yang terjadi di Darunnajah, sehingga tidak nyaman lagi untuk meneruskan sekolah di sini,” tuturnya pendek.

Seperti di Darunnajah, tahun 1987 itu Arifin langsung masuk ke kelas 2 aliyah Assyafi’iyah. Di tempat ini ia tidak mondok di pesantren sehingga bisa lebih bebas mengekspresikan kemampuannya berpidato. Awalnya, ia hanya diminta menggantikan Ustad Ahmad yang berhalangan hadir karena beliau harus berangkat ke luar negeri. Ia dijemput dengan mengendarai motor Vespa dan pulangnya dibelikan nasi goreng.

Undangan ceramah kedua datang untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tapi, porsinya juga hanya sebagai pengisi waktu karena Ustad Manarul Hidayat —ustad kenamaan saat itu— yang seharusnya mengisi acara tersebut, datang agak terlambat. Namun, dua kali pemunculan tanpa sengaja justru membawa hikmah. Ia mulai dikenal banyak orang. Dan sejak itulah undangan berceramah di lingkungan pesantren itu mulai berdatangan.

Lebih setahun kemudian ia berhasil lulus aliyah dan berhasil mendapat ranking ketiga. Menurut rencana, ia akan melanjutkan kuliah ke sebuah universitas di Mekah, tapi beberapa guru menasihatinya agar kuliah di perguruan tinggi umum di Indonesia saja. Arifin akhirnya mendaftarkan diri di Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Politik Universitas Nasional di Jakarta. Sambil kuliah, Arifin terus berceramah di masjid, surau, atau majelis taklim. Kian lama langkahnya kian jauh. Dari seputar Bali Matraman, merambah ke seluruh wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

Tahun 1994 Arifin lulus dari Universitas Nasional sebagai sarjana ilmu hubungan internasional. Sambil menjadi dosen di Universitas Borobudur, Arifin makin memantapkan diri sebagai dai. Arifin mengemukakan, “Arifin ingin membuktikan kepada semua orang bahwa kalau kita bersunggung-sungguh, maka kita akan berprestasi. Di mana pun, kita akan bisa berprestasi!”

Merebut Hati Umat Lewat Zikir
Arifin beberapa kali lolos dari maut. Hidupnya kian bersinar ketika berjumpa wanita pujaan dan ajakan zikir berjemaahnya mendapat sambutan gempita dari umat.

Selain menjadi dosen di Universitas Borobudur dan berdakwah, Arifin mempunyai kesibukan lain. Di tempat tinggalnya di Perumahan Mampang Indah II Depok, ustad muda yang masih lajang ini mempunyai hobi yang unik: memelihara beberapa jenis satwa, termasuk di antaranya burung hantu, iguana, monyet, dan ular.

Suatu hari, menjelang magrib tahun 1997, ia berhasil menangkap seekor ular kobra sepanjang satu meter lebih di semak-semak. Menurutnya, ular berkepala segi tiga dan di atasnya ada warna merahnya itu warnanya sangat indah. Ternyata, ular itu tidak hanya memukau, tetapi juga nyaris merenggut nyawa Arifin.

Bagaimana Arifin bisa lolos dari maut? Dan bagaimana kisah cintanya serta awalnya ia mengajak ribuan umat untuk berzikir?

NYARIS MENINGGGAL
Ular tangkapan Arifin itu diberi makan oleh Sulaeman, salah seorang jemaahnya. Pagi itu Arifin kedatangan tamu, Cut Tursina, ibu angkatnya, seorang dokter gigi, yang minta tolong diantar ke Parung untuk mencari pohon hias. Usai salat duha (salat sunah pagi hari), Arifin langsung naik ke mobil. Entah kenapa, mendadak ia turun lagi untuk melihat ularnya. Saat naik ke mobil lagi ia memberi tahu Cut bahwa tangan kanannya digigit ular. Cut mengajaknya ke dokter, tapi Arifin menolak karena merasa tidak ada gejala sakit apa-apa di tubuhnya. Ia bahkan yang mengemudikan mobilnya. Mereka bertiga pun berangkat sekitar pukul 10 pagi dan rencananya mereka akan mampir ke warung untuk makan, sebelum mencari pohon hias. Tapi, sekitar 200 meter menjelang warung makan langganan mereka di Parung, Arifin tiba-tiba mengeluh pandangan matanya mulai kabur dan mulai sulit bernapas. Ia meminta kepada Cut untuk menggantikannya mengemudi.

Cut yakin bisa ular itu sudah bereaksi sehingga ia harus bertindak cepat untuk melarikannya ke rumah sakit. Setelah keliling ke berbagai rumah sakit di Bogor dan Parung, Arifin segera dibawa ke RS Bakti Yudha di Depok. Kondisi tubuh Arifin benar-benar makin buruk saat tiba di rumah sakit itu sekitar pukul 12 siang. Cut dan Sulaeman bahkan sudah sempat menalkin (menuntun zikir bagi mereka yang akan meninggal) Arifin. Beberapa menit sebelum akhirnya tak sadarkan diri, Arifin pun berdoa, “Ya, Allah... kalau hamba tidak lagi bermanfaat hidup di dunia, segeralah hamba Kau panggil ke haribaan-Mu. Tapi, kalau hidup hamba akan bermanfaat dunia-akhirat, maka berilah kesempatan pada hamba untuk hidup.”

Setelah memeriksa dan menyuntik Arifin dengan SABU (serum anti bisa ular), dokter menganjurkan agar Arifin segera dibawa ke sebuah rumah sakit negeri yang sangat besar di Jakarta Pusat. Tapi malang, sampai sore hari berada di ruang gawat darurat, tubuh Arifin yang mulai menghitam itu tak segera disentuh oleh petugas medis.

Cut pun langsung memindahkannya ke RS Sint Carolus. Di rumah sakit inilah Arifin mendapat pertolongan yang intensif. Selain memiliki peralatan yang lengkap, pelayanannya cukup bagus. Saat itu juga Arifin dimasukkan ke ruang ICU, dan tubuhnya langsung dipasang alat bantu pernapasan, infus, alat pacu jantung, dan sebagainya.

Arifin ditangani oleh dr. Memet Nataprawira, dokter ahli bedah pencernaan yang juga ahli dalam menangani pasien yang digigit ular berbisa. Menurut dokter spesialis lulusan UI tahun 1977 itu, saat Arifin datang kondisinya sudah sangat buruk. Seperti umumnya pasien korban gigitan ular kobra atau ular laut, pernapasan Arifin pun jadi terhenti karena yang diracuni adalah sarafnya. “Kalau tak segera ditolong dengan pernapasan buatan, pernapasan korban bisa langsung terhenti. Artinya, pasien akan mati,” katanya.

Melihat keadaan pasiennya itu, ia sangat pesimistis Arifin akan bisa tertolong. “Selain kondisi pasien sangat buruk, persediaan SABU di rumah sakit maupun di seluruh apotek di Jakarta tidak ada. Dari kacamata medis, saya pesimistis pasien akan bisa tertolong! Hanya karena Tuhan-lah pasien ini akhirnya bisa tertolong,” jelas dokter Memet.

Ilham Marzuki, ayah Arifin, yang datang di hari kedua bersama istrinya setelah ditelepon Cut, hanya bisa pasrah ketika dipesan dr. Memet untuk bersabar dan banyak berdoa. “Keadaan putra Bapak sudah sangat parah, 99% sudah tidak ada harapan,” kata dr. Memet dengan sangat hati-hati. “Bapak sebaiknya banyak berdoa dan kita serahkan jalan yang terbaik pada Allah. Hanya mukjizat Allah-lah yang mampu menolong putra Bapak!”

Nurhayati, ibunda Arifin, terus-menerus menangis sejak diberi tahu bahwa anaknya masuk rumah sakit karena digigit ular. Ia bahkan nyaris pingsan ketika melihat anak kesayangannya itu tak sadarkan diri. Belahan jiwa yang kini menjadi kebanggaan keluarga itu, kini tengah menunggu malaikat maut. Tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali, kecuali denyut jantung yang dibantu dengan alat pacu jantung, dan tarikan napas yang dibantu dengan alat bantu pernapasan.

Esoknya, saat memeriksa Arifin, dr. Memet melihat kaki pasiennya itu bergerak-gerak. “Alhamdulillah... putra Bapak masih ada harapan untuk hidup. Kakinya sudah mulai bergerak-gerak,” katanya kepada Ilham.

Ditambahkannya, kalau seorang pasien yang masih koma itu tiba-tiba menggerakkan kakinya, maka harapan hidup pasien itu cukup tinggi. “Fisik pasien ini memang sangat prima. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa otak, jantung, ginjal, maupun paru-parunya bagus tidak terkena racun bisa, sehingga akhirnya lolos dari maut,” tutur dr. Memet.

ZIKIRNYA MUDAH DIPAHAMI
Arifin bersyukur kesehatannya secara bertahap pulih kembali, setelah 21 hari mengalami koma. Setelah sebulan menunggui Arifin di rumah sakit, ayahnya pun kembali ke Kalimantan, sementara ibunya menemaninya di rumahnya di Depok. Perlahan-lahan lumpuh pada kaki dan tangannya mulai sirna, dan belakangan tinggal matanya yang silau setiap kali melihat cahaya. Tapi, tak lama kemudian keadaan matanya berangsur membaik. Ia juga sudah mulai aktif kembali ke Masjid Al-Amru Bit-Taqwa, masjid yang didirikan olehnya bersama tetangganya di Perumahan Mampang Indah II, Depok. Selain berceramah, ia mulai lagi memperbanyak zikir berjemaah (zikir bersama-sama).

Budi Noor dan Abdul Syukur, orang dekat Arifin, mengemukakan bahwa zikir berjemaah itu sudah dilakukan jauh sebelum Arifin mengalami koma akibat digigit ular. “Saya rasa keliru kalau menganggap Ustad Arifin berzikir setelah digigit ular kobra dan lolos dari maut. Jauh sebelum itu Ustad Arifin sudah sering kali memimpin jemaah zikir!” tandas keduanya.

Arifin juga mengelak anggapan beberapa media bahwa ia berzikir sebagai ungkapan rasa syukur karena telah lolos dari maut. “Arifin berzikir karena ingin mencintai Allah secara lebih total! Arifin prihatin melihat kenyataan umat Islam yang saat ini sedang terpuruk, dizalimi, difitnah, dan ditindas. Anehnya, umat Islam yang di Indonesia katanya mayoritas ini, ternyata tak berdaya sama sekali untuk melawannya. Ia sedih, para koruptor besar bebas dari hukuman, sementara orang yang belum tentu bersalah sudah menerima hukuman berat,” lanjutnya lagi.

Arifin kemudian menceritakan bahwa saat ia memperkenalkan zikir berjemaah itu di masjidnya sekitar tahun 1997, jumlah jemaahnya hanya dua-tiga orang saja. Tapi, ia terus berusaha meyakinkan para jemaahnya bahwa zikir berjemaah itu sangat besar faedahnya. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Sesungguhnya kelompok yang berzikir kepada Allah memperoleh empat perkara. Yaitu, turunnya ketenteraman pada mereka, rahmat akan menaungi mereka, para malaikat akan mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang ada di dekat-Nya.”

Arifin menyadari, untuk mengajak ke jalan kebaikan itu tidaklah mudah. Setelah bertahun-tahun berzikir di masjid dengan dua-tiga jemaah, belakangan mulai bertambah menjadi satu saf (sebaris salat, sekitar 15 orang), dua saf, dan akhirnya masjid pun dipenuhi jemaah zikir. Setelah Arifin berulang kali tampil berzikir di layar teve, belakangan jumlah jemaah yang datang pun makin tak tertampung lagi di masjidnya. Apa boleh buat, ia pun terpaksa memasang tenda dan tikar di depan dan belakang rumahnya menuju ke masjid. Majelis zikir yang diselenggarakan setiap awal bulan itu didatangi puluhan ribu jemaah.

Kenapa zikir Arifin saat ini terasa begitu memikat? Syaefullah, mahasiswa program pascasarjana UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah, menilai, kelebihan zikir yang dibawakan Ustad Arifin itu adalah sangat sederhana dan mudah dipahami semua orang. Menurutnya, ada lima sebab utama kenapa zikir Arifin segera menasional. “Pertama, zikir beliau ini lepas, tidak terikat dengan pakem dan tarekat tertentu, sehingga setiap orang bisa mengikuti tanpa harus dibaeat (diambil sumpah). Kedua, cara berzikirnya mudah diikuti oleh orang awam sekalipun, karena setiap kali selalu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ketiga, zikirnya itu bukan sekadar zikir, tapi ada muhasabahnya, yaitu usaha mengoreksi diri sendiri, sehingga setiap orang bisa langsung tersentuh. Keempat, zikirnya ini bukan sekadar zikir lisan, tapi sampai ke hati, sehingga semua orang bisa menangis karenanya. Kelima, zikirnya itu bisa diikuti oleh semua orang dari semua golongan,” paparnya.

MISTERI GUMPALAN SINAR
Arifin mengaku sudah beberapa kali mengalami kejadian yang nyaris merenggut nyawanya. Selain pernah nyaris mati tenggelam di sungai sewaktu kanak-kanak, kemudian digigit ular berbisa, Arifin juga nyaris mati saat melintasi rel kereta api di Citayam, Bogor, tahun 1996. Karena di perlintasan itu tidak ada pintunya, maka ia pun langsung saja melintasi rel itu. “Begitu masuk ternyata ada kereta lewat, sehingga pantat mobilnya tinggal beberapa sentimeter saja dengan badan kereta itu. Semua orang di jalan itu berteriak bahagia karena Arifin lolos dari maut,” kenangnya. “Setahun berikutnya, Arifin juga nyaris mati ketika hampir tubrukan dengan truk. Jaraknya juga tinggal beberapa sentimeter saja,” lanjutnya.

Budi Noor, yang juga tetangga Arifin, menyaksikan keajaiban lain. Suatu hari, usai salat magrib, ia melihat seberkas sinar di atas rumah ustad muda itu. Semula ia tidak percaya dengan pandangan matanya, kalau-kalau hanya sebuah halusinasi atau mimpi. Tapi, setelah beberapa kali ia mengusap matanya, ia yakin akan apa yang dilihatnya. Selama beberapa saat sinar itu tetap berada di situ sampai akhirnya berputar membentuk kerucut dan menghilang ke arah langit. Anehnya, hanya dia sendiri yang menyaksikan peristiwa itu. Karena, saat ia tanyakan kepada para tetangganya yang lain, mereka mengaku tidak menyaksikan sinar apa pun di atas rumah Arifin.

Syaefullah yang kini menjadi asisten Ustad Arifin juga merasakan sesuatu keanehan lain. “Bau keringatnya lain, tidak seperti manusia biasa,” ujarnya. “Saya merasakannya sendiri, baunya wangi. Saya yakin itu bukan bau minyak wangi, karena saya juga tahu bau minyak wangi.”

“Ia tidak hanya wangi, tapi juga smart dan tampan!” sambung Dr. H.M. Bhakty Kasry, Presiden Direktur PT Pandu Logistik, perusahaan jasa pengiriman. “Ia memiliki mata hati yang dalam dan mempunyai karisma yang tinggi. Nilai plus yang paling utama, ia mendapatkan hidayah dari Allah! Kalau tidak mendapatkan hidayah-Nya, mana mungkin jemaah pengajian dan zikirnya makin hari makin bertambah. Puluhan ribu jemaah mendatangi pengajian yang diselenggarakan setiap awal bulan di masjidnya. Sebagai ustad muda, ia mampu menjalankan syariat agama dengan baik dan dengan konsentrasi tinggi. Dalam berbicara ia santun dan terbimbing. Ia mempunyai wawasan luas dan ilmu pengetahuan agamanya pun cukup, karena ia dibesarkan di pesantren. Ia memiliki visi yang jauh dan bisa bergaul dengan yang tua maupun yang muda. Sebelum menganjurkan kepada jemaah, jauh-jauh hari ia sudah melakukannya sendiri,” tambahnya.

Mengenal Arifin sekitar tiga tahun yang lalu, Bhakty merasa hubungannya jadi sangat dekat. Di antara mereka tidak hanya saling mengenal, tapi sudah seperti keluarga. “Kami sering silaturahmi, jalan bareng, dan berbagi rasa, seperti layaknya kakak dengan adik,” tambah pria pujakusuma (putra Jawa kelahiran Sumatra) ini. Ia mengakui, warna kehidupannya saat ini banyak dipengaruhi oleh Arifin. Saat ini, selain secara intensif menjalankan tujuh sunah Rasul sesuai yang diajarkan Arifin, alumnus Institut Ilmu Keuangan ini juga mempercayakan Arifin untuk duduk sebagai komisaris di perusahaannya. Di pihak lain, Arifin mengakui peran Bhakty sangat besar dalam membantu aktivitas Majelis Zikir yang dipimpinnya. “Kami dan teman-teman di sini, Pak Bhakty yang menggaji. Bahkan, rumah dan kendaraan yang Arifin pakai adalah pemberiannya,” tuturnya jujur.

Abdul Syukur mengemukakan bahwa apa yang dijanjikan Allah itu memang terbukti dengan melihat keseharian ustad muda yang dikaguminya itu. “Seperti janji Allah, makin banyak kita memberikan infak dan sedekah, hidup kita makin berkah. Itu memang saya saksikan langsung pada kehidupan Ustad Arifin!” tandasnya. “Tangan kanannya, masya Allah... penuh hikmah, enteng sekali untuk beramal. Bagi Ustad Arifin, tiada hari tanpa bersedekah karena dia sangat tanggap terhadap penderitaan orang lain. Kalau ada tetangga, teman, atau siapa saja yang ditimpa musibah, anaknya masuk sekolah tidak punya uang, atau kesulitan lain, tanpa diminta beliau pasti langsung membantu!”

BERTEMU JODOH
Kalau memang jodoh, tidak akan ke mana-mana! Begitu petuah orang tua. Kisah itulah yang terjadi pada pasangan Arifin dengan Wahyuniati Al-Waly, putri ketiga dari enam bersaudara dari mantan anggota DPR, Drs. Teuku Djamaris. Arifin pertama kali bertemu Yuni saat usai berceramah di kediaman keluarga H. Yusuf di Depok, bulan September 1997. Saat itu Arifin tengah duduk menunggu antrean makan, begitu juga Yuni. Jarak di antara mereka sekitar tiga-empat meter. Tiba-tiba di antara keduanya saling beradu pandang dan keduanya pun saling tersenyum. Hanya beberapa detik saja adu pandang itu berlangsung dan setelah itu mereka pun pulang. Setelah itu, mereka pun tidak pernah saling bertemu, apalagi saling berbicara.

Malam itu Yuni tidak pulang ke rumah orang tuanya di Kompleks DPR di Kalibata, karena ia memang berniat menginap di rumah sahabatnya, Fitrah, di Depok. Semula ia tidak berniat mengikuti pengajian itu, karena niatnya memang hanya ingin kangen-kangenan ke rumah sahabatnya yang sama-sama dari Padang itu. Karena itu, ia pun pergi ke pengajian dengan pakaian seadanya, yaitu celana jins, baju berwarna biru, dan kerudung putih. Tapi, ia tidak merasa rugi mendatangi pengajian itu. “Ustadnya masih muda, cakep, dan materi ceramahnya pun lumayan menarik,” kenangnya.

Meski yakin matanya tidak salah saat melihat kecantikan gadis itu, Arifin tidak mau mengumbar perasaannya. Ia tak berusaha mencari tahu siapa dan dari mana gadis itu. Ia biarkan kehidupannya mengalir sesuai kehendak-Nya. Sebagai makhluk yang berusaha menyerahkan seluruh kehidupannya hanya untuk Allah, dalam urusan jodoh pun ia pasrahkan seutuhnya kepada Sang Mahakuasa. Setiap malam dia bangun kemudian salat tahajud dan berserah diri kepada-Nya.

Sejak masih kuliah di Universitas Nasional, kemudian lulus kuliah, dan selanjutnya menjadi dosen di Universitas Borobudur, sudah beberapa kali ia berteman dengan wanita. Tapi, sejauh itu selalu saja gagal sampai ke pelaminan.

Hari-hari pun berjalan, ternyata Tuhan belum pula menunjukkan tanda-tanda akan hadirnya seorang pujaan hati. Suatu hari, ada salah seorang temannya, Hasan Sandi, yang menawarinya berkenalan dengan seorang gadis. Katanya, “Ustad Arifin... mau tidak kalau saya kenalkan dengan seorang gadis. Dia seorang putri ulama.”

“Mau, anaknya tinggal di mana?” Arifin balik bertanya.

“Di Kalibata. Tapi, lebih baik kita ketemu di tempat lain saja, deh.”

Suatu hari di bulan Februari 1998 Hasan menghubungi Arifin lagi. Ia mengundang Arifin untuk memberikan ceramah dalam acara syukuran menempati rumah baru. “Nanti saya kenalkan sekalian dengan gadis itu,” kata Hasan. Saat memasuki rumah itu, Arifin kaget ketika melihat salah satu foto yang terpampang di kamar tamu, yang rupanya pernah dia kenal. “Ini, lho, foto gadis itu,” kata Hasan sambil menunjuk foto itu.

Bertepatan dengan tangan Hasan menunjuk foto gadis itu, seperti disihir, gadis itu keluar bersama kedua orang tuanya. Hanya beberapa detik, karena setelah itu gadis yang mengenakan celana biru, baju biru, dan kerudung putih itu langsung masuk ke dalam lagi. Saat itu Arifin baru ingat bahwa ia pernah bertemu dengan gadis itu sekitar enam bulan yang lalu, saat ia berceramah di Depok.

Kali ini Arifin benar-benar jatuh cinta. Sejak kedua kalinya bertemu gadis itu, ada perasaan yang aneh di hatinya. Bayang-bayang gadis kerudung putih itu terus mengusik kesendiriannya. Tapi, berbeda dengan kebanyakan muda-mudi lain, ia menyampaikan perasaan hatinya kepada Sang Maha Pencipta. Setiap kali bangun malam, ia langsung bersujud dan bersimpuh di hadapan-Nya. Sambil berdoa ia menangis dan memohon petunjuk agar diberikan pendamping hidup yang terbaik untuknya.

Selama ini, ia memang selalu memanfaatkan sepertiga malam yang terakhir untuk-Nya. Hanya, kini kualitas dan kuantitas penghambaannya kepada Allah itu kian ditingkatkan. Setiap malam ia salat malam delapan rakaat ditambah witir tiga rakaat. Memasuki hari kesebelas, ia tiba-tiba mengalami kelelahan yang luar biasa hingga ia pun tertidur. Di tengah kelelapan tidurnya, ia bermimpi seolah menjalankan ibadah umroh bersama gadis itu tepat tanggal 1 Muharam.

Arifin percaya, mimpinya kali ini bukan sekadar kembang tidur. “Ini adalah petunjuk Allah yang Arifin terjemahkan untuk menikah tanggal 1 Muharam,” tegasnya. Pagi-pagi, usai salat subuh, ia langsung menelepon gadis itu. “Aku Muhammad Arifin Ilham,” katanya memulai pembicaraan. “Aku ingin mengatakan sesuatu kepada kamu. Pertama, aku ingin menikah dengan kamu tanggal 1 Muharam. Kedua, niatku ini karena Allah. Ketiga, karena sunah Rasul. Keempat, aku ingin terbang ke langit. Cuma sayang, sayapku cuma satu. Bagaimana kalau salah satu sayap itu adalah kamu? Kelima, aku butuhkan jawabanmu besok pukul 5 pagi.”

Gadis itu terduduk lunglai. Berbagai perasaan menyelimuti kalbunya. Di satu sisi ia merasa tersanjung dan bahagia, tapi di sisi lain ia juga merasa sedih dan khawatir. Bagaimanapun, ia belum mengenal lelaki itu, walaupun ia seorang ustad. Sebagai gadis, selama ini ia belum pernah pacaran atau pergi berduaan dengan lelaki. Selain tidak suka pergi-pergi iseng, pendidikan ayahnya pun sangat ketat. Sudah beberapa kali ia dilamar, tapi selalu ditolak oleh kedua orang tuanya. Karena itu, awalnya ia gamang saat ingin menyampaikan lamaran Arifin itu.

Apa boleh buat, lamaran ‘mengagetkan’ dari ustad muda itu harus segera dia sampaikan kepada kedua orang tuanya, karena esok subuh sudah ditunggu jawabannya. Untunglah kedua orang tuanya menyetujuinya. Saat esok harinya, pukul 5 pagi, Arifin telepon dan yang menerima Yuni sendiri, ia yakin lamarannya bakal diterima. Satu bulan kemudian, tepat tanggal 1 Muharam (28 April 1998), Arifin dan Yuni menikah di Masjid Baiturrahman di Kompleks DPR Kalibata. Dua sejoli ini ternyata banyak kesamaannya. Antara lain, Arifin maupun Yuni adalah alumni Pesantren Darunnajah dan Universitas Nasional. Hanya tenggang waktu mereka yang berbeda. Kedua kakek mereka sama-sama memiliki pesantren, yang namanya juga sama, Darussalam.

Kini, pasangan ini dikaruniai dua putra, Muhammad Alvin Faiz (4 Februari 1999) dan Muhammad Amer Adzikro (21 Desember 2000). Saat ini pasangan muda yang berbahagia ini tengah menantikan bayinya yang ketiga, yang diharapkan lahir pada bulan Oktober ini. “Saya sangat bahagia, doa saya dikabulkan oleh Allah,” tutur Yuni yang sehari-hari dipanggil ‘Sayang’ oleh suaminya.

Diceritakannya, sejak sekolah SMP sampai kemudian mengakhiri masa gadisnya, setiap kali usai salat wajib ia selalu berdoa. Tanpa ada yang menyuruh dan tak ada yang mengajarinya, Yuni selalu memohon kepada Tuhan agar mendapatkan jodoh pria dengan 10 kriteria. Antara lain, pria yang saleh, beriman, ganteng, berkecukupan, terkenal, berakhlak mulia, disayang semua umat, bertanggung jawab, dan pintar. Katanya, “Alhamdulillah... semua yang saya mohon itu ternyata ada pada diri Kak Arifin!”
Selengkapnya...

Selasa, 22 November 2011

Syarat Seseorang Untuk menjadi Imam Sholat


Sering kali saya dihadapkan pada situasi dimana saya bersama beberapa teman Kuliah saya ingin melakukan sholat berjamaah dan tidak ada yag berani menjadi imam. alasan meraka beragam, ada yang bilang kamu lebih tua, bacaan sholat saya belum baik, kamu khan yang paling alim, dsb. intinya alasan itu merujuk pada ketidakPEDEan kami untuk menjadi imam sholat untuk rekan-rekan kami sendiri. maklumlah ilmu agama saya belum sempurna, kami belum tau ilmu tentang Syarat Seseorang Untuk menjadi Imam Sholat. dari ketidaktahuan itu saya bertekat untuk sekedar cari tau apa saja sih yang dibutuhkan atau kriteria seseorang layak menjadi iman sholat berjamaah. nah setelah browsing2 ini nih jawaban. gak lengkap2 amat sih, tapi sekiranya dapat sedikit pencerahan lah :) . cekidot


Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh

Apa syarat menjadi imam dan dasarnya?


Saya pernah dengar bahwa seseorang yang paling baik bacaan Al-Qur'an-lahyangpaling pantas menjadi imam. Manayanglebih pantas menjadi imam antara orang yang baik bacaan Al-Qur'annya tapi secara ma'nawi belum menghayati sholat dengan orang yang belum baik bacaannya tapi bisa memaknai sholat dengan baik?

Jika orang yang paling baik bacaannya tersebut menolak untuk menjadi imam sholat berjama'ah dengan alasan belum pandai menjaga hati dan belum bisa istiqomah mendirikan sholat dengan khusyuk, bagaimana menyikapinya?

Mohon dasar-dasar Al-Qur'an dan Hadits nya....

Mohon balasannya,

Terimakasih banyak
jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kita punya dua hal yang akan dibahas. Pertama, tentang syarat sah untuk menjadi seorang imam. Kedua, tentang siapa yang paling utama untuk menjadi imam.

Dalam masalah pertama, yaitu syarat sah untuk menjadi imam adalah orang yang shalatnya sah. Kalau kita menilai shalat seseorang dan kita bilang shalatnya itu sah, maka kita boleh menjadi makmum di belakangnya.

Sebaliknya, kalau kita mengatakan bahwa shalat seseorang itu tidak sah, entah karena tidak lengkap syaratnya, atau rukunnya, atau karena telah terjadi sesuatu yang membatalkan shalatnya, maka kita pun tidak sah untuk menjadi makmum di belakangnya.

Sedangkan dalam masalah kedua, yaitu tentang siapa yang paling utama untuk dijadikan imam shalat, anda sudah benar. Yaitu orang yang paling baik bacaan Al-Qurannya. Sebab memang demikian hadits rasulullah SAW tentang masalah ini. Orang paling baik bacaan Quran-nya adalah orang yang paling berhak maju ke depan menjadi imam, meski pun masih anak kecil, belum kawin, atau pun masih sangat junior.

Tidak ada urusan dengan penghayatan tentang shalat, sebab urusan penghayatan seperti yang anda sebutkan itu sangat nisbi, tidak terukur dan tidak jelas skalanya.

Lalu syarat yang kedua adalah orang yang paling paham dengan urusan agama. Minimal masalah shalat berjamaah serta pernik-perniknya. Apa jadinya kalau seorang imam tidak menguasai fiqih shalat?

Barulah bila skornya sama, pertimbangan lainnya bisa dimasukkan. Misalnya masalah usia, tingkat penghayatan atau pun masalah lainnya.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc
Selengkapnya...

Kisah-kisah Sufi : SULTAN YANG MENJADI ORANG BUANGAN


Guys, kali ini ane pengen nyoba rubrik baru di blog ini. yang kemaren2 isinya seputar IT melulu, tapi kali isinya akan lebih bervariasi lagi. salah satunya rubrik "Konten Islami" ini. ya, menurutku kita jangan hanya mikirin urusan dunia aja coz setelah kehidupan di dunia masih ada kehidupan di akhirat nanti (sok ceramah). artikel berikut cuma re-post dari web lain, tapi tak ada salahnya khan wong ilmu khan emang harus di amalkan. so, ini nih ada sedikit pencerahan dari kisah di jaman dulu (jelas ada hikmah dan manfaatnya :)





SULTAN YANG MENJADI ORANG BUANGAN

Seorang Sultan Mesir konon mengumpulkan orang orang
terpelajar, dan-seperti biasanya--timbullah pertengkaran.
Pokok masalahnya adalah Mikraj Nabi Muhammad. Dikatakan,
pada kesempatan tersebut Nabi diambil dari tempat tidurnya,
dibawa ke langit. Selama waktu itu ia menyaksikan sorga
neraka, berbicara dengan Tuhan sembilan puluh ribu kali,
mengalami pelbagai kejadian lain--dan dikembalikan ke
kamarnya sementara tempat tidurnya masih hangat. Kendi air
yang terguling karena tersentuh Nabi waktu berangkat, airnya
masih belum habis ketika Nabi turun kembali.

Beberapa orang berpendapat bahwa hal itu benar, sebab ukuran
waktu disini dan di sana berbeda. Namun Sultan menganggapnya
tidak masuk akal.

Para ulama cendikia itu semuanya mengatakan bahwa segala hal
bisa saja terjadi karena kehendak Tuhan. Hal itu tidak
memuaskan raja.

Berita perbedaan pendapat itu akhirnya didengar oleh Sufi
Syeh Shahabuddin, yang segera saja menghadap raja. Sultan
menunjukkan kerendahan hati terhadap sang guru yang berkata,
"Saya bermaksud segera saja mengadakan pembuktian.
Ketahuilah bahwa kedua tafsiran itu keliru, dan bahwa ada
faktor-faktor yang bisa ditunjukkan, yang menjelaskan cerita
itu tanpa harus mendasarkan pada perkiraan ngawur atau akal,
yang dangkal dan terbatas."

Di ruang pertemuan itu terdapat empat jendela. Sang Syeh
memerintahkan agar yang sebuah dibuka. Sultan melihat keluar
melalui jendela itu. Di pegunungan nunjauh disana terlihat
olehnya sejumlah besar perajurit menyerang, bagaikan semut
banyaknya, menuju ke istana. Sang Sultan sangat ketakutan.

"Lupakan saja, tak ada apa-apa," kata Syeh itu.

Ia menutup jendela itu lalu membukanya kembali. Kali ini tak
ada seorang perajurit pun yang tampak.

Ketika ia membuka jendela yang lain, kota yang di luar
tampak terbakar. Sultan berteriak ketakutan.

"Jangan bingung, Sultan; tak ada apa-apa," kata Syeh itu.
Ketika pintu itu ditutup lalu dibuka kembali, tak ada api
sama sekali.

Ketika jendela ketiga dibuka, terlihat banjir besar
mendekati istana. Kemudian ternyata lagi bahwa banjir itu
tak ada.

Jendela keempat dibuka, dan yang tampak bukan padang pasir
seperti biasanya, tetapi sebuah taman firdaus. Dan setelah
jendela tertutup lagi, lalu dibuka, pemandangan itu tak ada.

Kemudian Syeh meminta seember air, dan meminta Sultan
memasukkan kepalanya dalam air sesaat saja Segera setelah
Sultan melakukan itu, ia merasa berada di sebuah pantai yang
sepi, di tempat yang sama sekali tak dikenalnya, karena
kekuatan gaib Syeh itu. Sultan marah sekali dan ingin
membalas dendam.

Segera saja Sultan bertemu dengan beberapa orang penebang
kayu yang menanyakan siapa dirinya. Karena sulit menjelaskan
siapa dia sebenarnya, Sultan mengatakan bahwa ia terdampar
di pantai itu karena kapalnya pecah. Mereka memberinya
pakaian, dan iapun berjalan ke sebuah kota. Di kota itu ada
seorang tukang besi yang melihatnya gelandangan, dan
bertanya siapa dia sebenarnya. Sultan menjawab bahwa ia
seorang pedagang yang terdampar, hidupnya tergantung pada
kebaikan hati penebang kayu, dan tanpa mata pencarian.

Orang itu kemudian menjelaskan tentang kebiasaan kota
tersebut. Semua pendatang baru boleh meminang wanita yang
pertama ditemuinya, meninggalkan tempat mandi, dan dengan
syarat si wanita itu harus menerimanya. Sultan itupun lalu
pergi ke tempat mandi umum, dan di lihatnya seorang gadis
cantik keluar dari tempat itu. Ia bertanya apa gadis itu
sudah kawin: ternyata sudah. Jadi ia harus menanyakan yang
berikutnya, yang wajahnya sangat buruk. Dan yang berikutnya
lagi. Yang ke empat sungguh-sungguh molek. Katanya ia belum
kawin, tetapi ditolaknya Sultan karena tubuh dan bajunya
yang tak karuan.

Tiba-tiba ada seorang lelaki berdiri didepan Sultan katanya,
"Aku disuruh ke mari menjemput seorang yang kusut di sini.
Ayo, ikut aku."

Sultanpun mengikuti pelayan itu, dan dibawa kesebuah rumah
yang sangat indah. Ia pun duduk di salah satu ruangannya
yang megah berjam-jam lamanya. Akhirnya empat wanita cantik
dan berpakaian indah-indah masuk, mengantarkan wanita kelima
yang lebih cantik lagi. Sultan mengenal wanita itu sebagai
wanita terakhir yang ditemuinya di rumah mandi umum tadi.

Wanita itu memberinya selamat datang dan mengatakan bahwa ia
telah bergegas pulang untuk menyiapkan kedatangannya, dan
bahwa penolakannya tadi itu sebenarnya sekedar merupakan
basa-basi saja, yang dilakukan oleh setiap wanita apabila
berada di jalan.

Kemudian menyusul makanan yang lezat. Jubah yang sangat
indah disiapkan untuk Sultan, dan musik yang merdu pun
diperdengarkan.

Sultan tinggal selama tujuh tahun bersama istrinya itu:
sampai ia menghambur-hamburkan habis warisan istrinya.
Kemudian wanita itu mengatakan bahwa kini Sultanlah yang
harus menanggung hidup keduanya bersama ketujuh anaknya.

Ingat pada sahabatnya yang pertama di kota itu, Sultan pun
kembali menemui tukang besi untuk meminta nasehat. Karena
Sultan tidak memiliki kemampuan apapun untuk bekerja, ia
disarankan pergi ke pasar menjadi kuli.

Dalam sehari, meskipun ia telah mengangkat beban yang sangat
berat, ia hanya bisa mendapatkan sepersepuluh dari uang yang
dibutuhkannya untuk menghidupi keluarganya.

Hari berikutnya Sultan pergi ke pantai, dan ia sampai di
tempat pertama kali dulu ia muncul di sini, tujuh tahun yang
lalu. Ia pun memutuskan untuk sembahyang, dan mengambil air
wudhu: dan pada saat itu pula mendadak ia berada kembali di
istananya, bersama-sama dengan Syeh itu dan segenap pegawai
keratonnya.

"Tujuh tahun dalam pengasingan, hai orang jahat" teriak
Sultan. "Tujuh tahun, menghidupi keluarga, dan harus menjadi
kuli: Apakah kau tidak takut kepada Tuhan, Sang Maha Kuasa,
hingga berani melakukan hal itu terhadapku?"

"Tetapi kejadian itu hanya sesaat," kata guru Sufi tersebut,
"yakin waktu Baginda mencelupkan wajah ke air itu."

Para pegawai keraton membenarkan hal itu.

Sultan sama sekali tidak bisa mempercayai sepatah katapun.
Ia segera saja memerintahkan memenggal kepala Syeh itu.
Karena merasa bahwa hal itu akan terjadi? Syeh pun
menunjukkan kemampuannya dalam Ilmu Gaib (Ilm el-Ghaibat).
Iapun segera lenyap dari istana tiba-tiba berada di
Damaskus, yang jaraknya berhari-hari dari istana itu.

Dari kota itu ia menulis surat kepada Sultan:

"Tujuh tahun berlalu bagi tuan, seperti yang telah tuan
rasakan sendiri; padahal hanya sesaat saja wajah tuan
tercelup di air. Hal tersebut terjadi karena adanya
kekuatan-kekuatan tertentu, yang hanya dimaksudkan untuk
membuktikan apa yang bisa terjadi. Bukankah menurut kisah
itu, tempat tidur Nabi masih hangat dan kendi air itu belum
habis isinya?

Yang penting bukanlah terjadi atau tidaknya peristiwa itu.
Segalanya mungkin terjadi. Namun, yang penting adalah makna
kenyataan itu. Dalam hal tuan, tak ada makna sama sekali.
Dalam hal Nabi, peristiwa itu mengandung makna."

Catatan

Dinyatakan, setiap ayat dalam Quran memiliki tujuh arti,
masing-masing sesuai untuk keadaan pcmbaca atau
pendengarnya.

Kisah ini, seperti macam lain yang banyak beredar di
kalangan Sufi, menekankan nasehat Muhammad, "Berbicaralah
kepada setiap orang sesuai dengan taraf pemahamannya."

Metode Sufi, menurut Ibrahim Khawas, adalah: "Tunjukkan hal
yang tak diketahui sesuai dengan cara-cara yang 'diketahui'
khalayak."

Versi ini berasal dari naskah bernama Hu-Nama "Buku Hu"
dalam kumpulan Nawab Sardhana, bertahun 1596.

------------------------------------------------------------
K I S A H - K I S A H S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984

Selengkapnya...

Senin, 14 November 2011

Program Binary tree/Pohon Biner dengan C++


setelah sekian lama gak posting sama sekali, rasanya dah kangen banget nih mau nulis di blog jelek ini, kali ini ane pengen posting tugas yang dari pak Ery dosen Desain dan Analisa Algoritma ane, dosen yang dingin tapi kalo udah diajak ngobrol pasti lu semua pasti mikir lagi kalo mau bilang dia killer. gua kasih 2 jempol kalo bisa dapat nilai A kalo mata kuliah lu diampu sama dosen ini (mudah2an doi gak denger, hehehe). oke tanpa bertele2 ini nih source code program Binary tree/Pohon biner yang juga belum ane mengerti .hehehehe. tapi jalan koq programnya

#include <iostream.h>
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <stdlib.h> // dibutuhkan untuk system("cls");

struct tree_node
{
tree_node* left;
tree_node* right;
int data;

};

tree_node* root;

bool isEmpty()
{return root==NULL;}

void insert(int d)
{
tree_node* t = new tree_node;
tree_node* parent;
t->data = d;
t->left = NULL;
t->right = NULL;
parent = NULL;
if(isEmpty())root = t;
else
{
tree_node* curr;
curr = root;

while(curr!=NULL)
{
parent = curr;
if(t->data > curr->data) curr = curr->right;
else curr = curr->left;
}

if(t->data < parent->data)
parent->left = t;
else
parent->right = t;
}
}

void inorder(tree_node* p)
{
if(p!=NULL)
{
if(p->left)
inorder(p->left);
cout<<" "<<p->data<<" ";
if(p->right)
inorder(p->right);
}
else
return;
}


void print_inorder()
{
inorder(root);
}

int count(tree_node* p)
{
if(p==NULL)return 0;
return count(p->left) + count(p->right) + 1;
}

int height(tree_node* p)
{
if(p==NULL)return 0;
int u = height(p->left),v = height(p->right);
if(u > v)
return u+1;
else
return v+1;
}

void cari_terbesar(tree_node* p)
{
if(p==NULL)
return;
else
if(p->right==NULL)
{
cout<<" "<<p->data<<" ";
return;
}
else
{
cari_terbesar(p->right);
return;
}
}

int main()
{
root=NULL;
int ch,tmp;


while(1)
{
system("cls"); // Saya mengganti scrclr() karena dicompiler sy tidak ada fungsi tersebut
cout<<endl;
cout<<"Menu Utama Operasi Pohon Biner"<<endl;
cout<<"--------------------"<<endl;
cout<<"1. Insert/Tambah Data"<<endl;
cout<<"2. Kunjungan In-Order"<<endl;
//cout<<"3. Kunjungan Pre-Order"<<endl;
//cout<<"4. Kunjungan Post-Order"<<endl;
//cout<<"5. Hapus Data"<<endl;
cout<<"6. Menghitung Jumlah Node"<<endl;
cout<<"7. Menghitung Tinggi Pohon"<<endl;
//cout<<"8. Mencari Data Terkecil"<<endl;
cout<<"9. Mencari Data Terbesar"<<endl;
cout<<"10. Exit"<<endl;
cout<<"Pilihan Anda : ";
cin>>ch;
cout<<endl;
switch(ch)
{
case 1 : cout<<"Masukan Data : ";
cin>>tmp;
insert(tmp);
break;
case 2 : cout<<endl;
cout<<"Kunjungan In-Order"<<endl;
cout<<"---------------"<<endl;
print_inorder();getch();
break;
case 6 : cout<<"Menghitung Jumlah Node"<<endl;
cout<<"------------------"<<endl;
cout<<"Jumlah Node = "<<count(root);
getch();
break;
case 7 : cout<<"Menghitung Tinggi Pohon"<<endl;
cout<<"------------------"<<endl;
cout<<"Tinggi Pohon = "<<height(root);
getch();
break;
case 9 : cout<<"Mecari Data Terbesar"<<endl;
cout<<"------------------"<<endl;
cout<<"Data Terbesar Adalah = "<<endl;
cari_terbesar(root);
getch();
break;
case 10 : return 0;
break;
default: cout<<"Pilihan yang Anda Masukkan salah!"<<endl;
getch();
break;
}
}
}

Semoga Bermafaat ...
Selengkapnya...

Sabtu, 13 Agustus 2011

Cara Membuat Animasi Recent Post atau Post Terakhir di blog


sobat blogger, dari judul di atas tentunya sobat blogger pasti udah pada ngerti apa isi postingan kali ini, so langsung aja gini nih cara membuat animasi recent post atau post terakhir di blog anda. cekidot

1. log in ke akun blogger anda

2. masuk ke dashboard > design > add a gadget > HTML/javascript

3. copy paste code berikut ke blog anda









<style type="text/css">
#rp_plus_img{height:377px;}
#rp_plus_img li {height:60px;padding:5px;list-style:none;
background-color:#ffffff;
border:solid 1px #000000;}
#rp_plus_img a{color:#00000;}
#rp_plus_img .news-title{display:block;font-weight:bold ;margin-bottom:4px;font-size:11px;
text-align:justify;
-moz-border-radius: 5px;}
#rp_plus_img img{float:left;margin-right:14px;padding:4px;border:solid 1px #00000;width:55px;height:55px;}
</style>
<script type="text/javascript" src="http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.4.2/jquery.min.js"></script>
<script type="text/javascript" src="https://sites.google.com/site/unwanted86/javascript/recentpost.js"></script>
<script type="text/javascript">
var speed = 1500;
var pause = 3500;
$(document).ready(function(){
rpnewsticker();
interval = setInterval(rpnewsticker, pause);
});
</script>
<ul id="rp_plus_img">
<script style="text/javascript">
var numposts = 5;
var numchars = 0;
</script>
<script src="/feeds/posts/default?orderby=published&alt=json-in-script&callback=rpthumbnt"></script>
</ul><small><a href="http://tutorialuntukblog.blogspot.com/2011/07/animated-recent-post-ver2.html" target="_blank">get this widget here</a></small>

4. save template anda dan lihat hasilnya

Selengkapnya...

Jumat, 12 Agustus 2011

Sehat Dengan Bekam

Pernahkah sobat mendengar kata bekam? Dua hari yang lalu aku melakukannya, karena bekam merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan populer sesuai sunnah rasulullah SAW. Bekam atau dalam bahasa arab dikenal dengan hijamah merupakan suatu bentuk terapi untuk mengeluarkan darah kotor (toksid/racun) dan angin yang berada di daerah kulit tubuh manusia dengan cara menyedotnya. Bekam bukan sekedar membuang darah kotor atau angin saja, tetapi lebih dari itu adalah untuk kesehatan secara menyeluruh. Untuk lebih jelasnya, ada baiknya kita mengetahui apa itu toksid serta darah kotor?
Toksid/toksin adalah endapan racun/zat kimia yang tidak bisa diurai oleh tubuh. Toksid dalam tubuh manusia dapat berasal dari:
1. Pencemaran udara
2. Makan makanan siap saji (fast food) karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk tubuh seperti pengawet, pewarna, essense, penyedap rasa, dan sebagainya
3. Hasil pertanian seperti pestisida (insektisida, fungisida, herbisida)
4. Kebiasaan buruk (bad habit) seperti merokok, makan dan tidur tidak teratur
5. Obat-obatan kimia, karena mempunyai efek merusak organ atau mikroba yang normal dalam tubuh.
Darah kotor adalah darah yang mengandung toksid/racun, atau darah statis yang menyumbat peredaran darah sehingga sistem peredaran darah tidak dapat berjalan lancar. Kondisi ini sedikit demi sedikit akan mengganggu kesehatan, baik fisik maupun mental. Akibatnya tubuh kita akan terasa lesu, murung, resah, linu, pusing, cepat bosan, dan mudah naik pitam (cepat marah). Ditambah lagi dengan angin yang sulit dikeluarkan dari dalam tubuh, akibatnya tubuh akan mudah terkena penyakit.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan darah statis, yaitu:
1.Darah statis yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu di dalam rahim dan sewaktu dilahirkan.
2.Darah statis yang bersumber dari trauma penderitaan fisik, seperti kecelakaan, keseleo, berkelahi, kena cubit, kena tendang, kena rotan, dan sebagainya.
3.Darah statis akibat perbuatan sendiri, seperti mengangkat beban berat, penggunaan pakaian ketat, ikat kepala yang berkepanjangan.
4.Darah statis yang bersumber dari emosi yang tidak terkawal. Kemarahan, ketakutan, kesedihan, kesayuan, dan kerisauan menyebabkan pengeluaran adrenalin berlebihan yang dapat membahayakan metabolisme tubuh.
5.Darah statis yang diakibatkan oleh diet yang tidak seimbang, kegemukan, sering sembelit, dan pencemaran alam sekitar.
Dengan demikian darah statis harus dikeluarkan dengan cara apapun. Namun sistem pengobatan allopathy (konvensional) tidak dapat bertindak demikian. Jadi, kita harus mencari pengobatan yang dapat bertindak mengeluarkan toksid-toksid tersebut secara cepat agar tubuh tidak lemah dan mudah diserang berbagai penyakit. Salah satu caranya adalah dengan berhijamah (berbekam).
Lalu apa manfaat dari bekam ini?
Ada banyak manfaat bekam, antara lain:
- Melancarkan peredaran darah, meringankan badan.
- Mengobati masuk angin, darah tinggi, kolesterol, stroke, jantung, asam urat, sakit pinggang, liver, gatal-gatal, migrain, sakit kepala, sakit mata, impotensi, sinusitis, jerawat, ambeiyen, maag.
- Insomnia, stress, sering mimpi buruk, sering kesurupan, Trauma, rasa takut yang berlebihan, narkoba, kurang gairah.
- Mengeluarkan toksid, angin dan kolesterol berbahaya dalam tubuh.
- Memulihkan fungsi tubuh.
- Menajamkan penglihatan.
- Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan.
- Memperbaiki sistem imunitas.

Silahkan dicoba untuk merasakan manfaatnya serta menjalankan salah satu sunnah rasul ini, semoga bermanfaat, amin ^_^

Diambil dari berbagai sumber...
Selengkapnya...

Cara Memonopoli Bandwith Internet


Bagi temen2 yg sering ke warnet trus pengen cepet klo browsing ato download file.. eh tp nyatanya kok malah lelet :( hmm mgkn itu ada beberapa sebab, misalnya emang inet nya yg lg down ato jg karena kebanyakan pengguna warnet, jadi bandwithnya di bagi2...

Wokeh klo gitu langsung aja, disini ada tips utk memonopoli bandwith waktu lg browsing..
CARANYA ???
1). Buka Browser Mozilla Firefox
2). Pada Address Bar Ketik : ABOUT:CONFIG
3). Cari string di bawah ini : ( pastikan semua srting dibawah "TRUE")
contoh menggantingnya :
NETWORK.HTTP.PIPELINING FALSE ==> klik kanan dan pilih "Toggle"
NETWORK.HTTP.PIPELINING TRUE
NETWORK.HTTP.PIPELINING.MAXREQUESTS 64
NETWORK.HTTP.PROXY.PIPELINING TRUE
NETWORK.PROXY.SHARE_PROXY_SETTINGS FALSE <=== ini harus False 4). buat srting baru caranya : Klik Kiri 1X Dimana Saja, Klik Kanan [/b]NEW>>INTEGER[/b]
5). Ketik : NGLAYOUT.INITIALPAINT.DELAY Beri Nilai 0
6). Kemudian REFRESH atau Tekan F5
7). Pada Address Bar Ketik : ABOUT:BLANK
Klik Menu:
Untuk OS Windows XP TOOLS>>OPTIONS>>WEB FEATURES
Untuk OS Linux ( Vector ) EDIT >> PREFERENCES
Untuk Setting yang berbeda di beberapa OS EDIT >>ADVANCED
9). Pada Option :
ALLOW WEB SITES TO INSTALL SOFTWARE Beri Tanda Check Box Untuk mengaktifkan
10).Kemudian Tekan OK Lalu REFRESH ( F5 )
11).Masuk Ke Link Ini :
https://addons.mozilla.org/extensions/moreinfo.php?applicationfiltered=firefox&id=125
atau :
https://addons.mozilla.org/extensions/moreinfo.php?id=125&applicationfiltered=firefox
12).Download Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4
13).Setelah Selesai Jangan Tekan Tombol UPDATE
14).Klik Tanda X (tutup)Yang Ada Di Pojok Kanan Atas Dari POP UP Window Yang Muncul
15).Tutup Semua Browser Mozilla FireFox,
16).Kemudian Buka Lagi Untuk Mengaktifkan Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4 Yang sudah di Install Tadi
17).Kalo Instalasi Sukses, Akan Muncul Toolbar tambahan Di Bawah Toolbar Navigasi & Address Bar.
Sekarang Browser Mozilla Siap Untuk Digunakan…….
:: Message ::
-- Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4 Ini selain untuk Mengganti Proxy Secara Otomatis Di Browser Mozilla FireFox, Engine-nya Juga Berpengaruh terhadap Kecepatan Koneksi Internet
-- Cara Ini Sangat Efektif Bila Digunakan Di Warnet Yang Padat Pengunjung untuk Menyedot Bandwidth ( Mayoritas kecepatan akses Internet ) Ke Komputer Yang Sedang Anda Pakai
-- Perubahan Yang Signifikan Terjadi Pada koneksi Internet Dengan BROADBAND / VSAT
Silahkan dicoba

Selengkapnya...

Cara Mengubah Tulisan "Older Post/Posting Lama"


Coba perhatikan BLOG dari sobat-sobat blogger kita, kalo postingnya udah lebih dari satu halaman, biasanya untuk menuju ke halaman berikutnya, dibagian bawah postingan terakhir pada sebuah halamannya tertulis "Older Post/Posting Lama". Terus kalo kita mau balik ke halaman sebelumnya, tertulis "Newer Post/Posting Baru". Sobat bisa ganti tulisan "Older Post dan Newer Post" atau "Posting Lama dan Posting Baru" dengan
kata-kata sobat sendiri. Kayak di BLOG ini, tak ganti pake tulisan "Coretan Lama..." dan "Coretan Baru...". Bagi sobat yang belum pernah nyobain trik ini, silahkan atuh dicoba. Ni langkah-langkahnya :
1. Seperti biasanya, sobat masuk ke Menu Layout/Tata Letak - Edit HTML
2. Centang dulu pada Expand Widget Template
3. Terus teken CTRL+F untuk memudahkan pencarian script ini
4. Kalo udah ketemu, ganti deh script dengan tulisan yang sobat mau. Script tersebut untuk ganti tulisan Posting Baru. Silahkan ganti dengan "Catatan Baru..." misalnya atau yang lain.
5. Cari script , letaknya gak jauh kok dari script yang
sebelumnya. Nah kalo udah ketemu silahkan ganti script tersebut dengan "Catatan Lama..." misalnya.
6. Simpan template terus liat hasilnya.

Gimana sob, ada perubahan gak tulisannya?

Selamat Mencoba

Selengkapnya...

Kamis, 11 Agustus 2011

Tips Agar Tetap Sehat Di bulan Puasa


Bulan puasa sudah 10 hari. Tak terasa , serasa cepat sekali. gimana puasanya sobat blogger?udah ada yang bolong apa belum? nah, biar puasa kita lancar tentunya kondisi fisik kita harus tetap dijaga donk. jangan sampai pada saat puasa badan kita lemas terus sampe waktunya berbuka baru segar kembali.khan kurang baik tuh bagi kesehatan kita. nah berikut ini ada sedikit tips nih dari sumber-sumber yang oke punya deh biar kita tetap sehat selama puasa.
1. Konsumsi mineral dan kalsium.
2. Cukup minum air putih
3. Konsumsi sayuran yang segar
4. Konsumsi serat yang cukup
5. Cara cegah panas dalam
6. Makanan alami yang dapat meningkatkan imunitas tubuh
7. Vitamin C yang cukup

semoga beberapa tips tambahan diatas dapat menjadikan tubuh kita lebih sehat.
mungkin teman-teman punya cara lain agar tetap sehat selama puasa boleh di_share. tidak dilarang kok :)

Selengkapnya...

Cara membuat Navbar Blog Menjadi Transparant


Cara ini mungkin membantu mempercantik blog kita dan agar tidak melanggar TOS blogger, oke saya langsung saja kasih tau kamu caranya.. tapi jika kamu belum faham dan masih bingung saya akan kasih contoh blog yang menggunakan trik ini disini. sekarang lanjut ke cara buatnya yaitu..

1. Log In Ke Blogger lalu ke menu Layout dan masuk Edit HTML

2. Kemudian Cari Code ]]>

3. Lalu Taruh Code Dibawah kemudian tempatkan diatas Code ]]>
#navbar-iframe{opacity:0.2;filter:alpha(Opacity=0)}
#navbar-iframe:hover{opacity:0.5;filter:alpha(Opacity=100, FinishedOpacity=50)}

4. Kemudian Simpan Template Dan lihat Hasilnya

Tapi Jika anda sudah menggunakan trik menghilangkan atau auto-hide navbar blogger harap dihapus dulu Codenya okey..

Sekian Semoga bermanfaat dan jangan lupa isi komentar yee...

Selengkapnya...

Cara Menghilangkan Widget Attribution Blogger

halo sobat blogger apa kabarnya semua? mudah2an sehat walafiat semua ya. sobat blogger pada postingan kali ini saya ingin membahas tentang widget attribution blogger namun yang saya bahas kali ini adalah cara menghilangkanya. Caranya cukup simple dan mudah banget, ikuti Saja langkah dibawah ini

pertama masuk pada "Design" Lalu "Edit HTML"

masukkan code css dibawah ini diatas code ]]>

#Attribution1 {

height:0px;
visibility:hidden;
display:none
}

Tinggal SAVE deh.

Dan jika Anda menggunakan code CSS di postingan ini, tinggal ganti code yang berwarna biru dengan code diatas.

Sekian dan terima kasih
Selengkapnya...

Rabu, 10 Agustus 2011

Bagaimana Cara memperbaiki Layar Laptop ?

Bagi mereka yang memiliki laptop, salah satu masalah yang paling umum pengguna adalah layar laptop rusak. Layar laptop adalah salah satu yang paling penting untuk siapa saja yang menggunakan laptop.layar laptop sangat mudah untuk diperbaiki bahkan jika Anda bukan orang teknis.

Masalah Masalah Layar Laptop  Anda
Sebelum Anda memutuskan untuk langsung mengganti layar laptop Anda, alangkah bijaksananya untuk memecahkan masalah. Sementara kerusakan nyata pada layar biasanya akan memerlukan penggantian total, jenis lain dari kerusakan yang terlihat pada layar laptop tidak mungkin karena layar itu sendiri. Inilah sebabnya sebelum Anda mengganti layar, pastikan apa masalahnya dulu.

Pixel Problems
Banyak kali piksel akan rusak pada laptop Anda membuat layar Anda sangat sulit untuk dibaca dan digunakan. Laptop Anda menggunakan LCD (liquid crystal display) untuk menampilkan gambar, gambar ini terbuat dari ribuan pixel (titik kecil). Jika beberapa piksel dalam satu wilayah yang rusak, ini bisa merusak seluruh pengalaman komputasi Anda. Dalam kebanyakan kasus, yang terbaik adalah untuk menghapus seluruh layar laptop dan menggantinya dengan yang baru.

Layar Laptop dengan Gambar Faint
Layar laptop yang kembali menyala untuk meningkatkan visibilitas layar Anda. Namun, terkadang lampu belakang tidak bekerja membuat layar Anda sangat sulit untuk dibaca. Masalah yang umum mungkin sederhana sebagai salah satu kait yang terjebak dalam posisi tertutup. Misalnya, jika Anda membuka laptop Anda, tapi switch tetap terjebak dalam posisi tertutup, komputer biasanya akan, tapi lampu latar akan tetap mati. Pertama menemukan tombol lampu belakang. Switch ini biasanya sangat kecil dan terletak di dekat engsel laptop. Pertama kali mencoba untuk membuka dan menutup laptop Anda beberapa kali, jika ini tidak bekerja, biasanya tekan lembut atau menggunakan pin kecil untuk mencoba lembut un-stick latch akan melakukan trik.

Layar laptop Anda berkedip-kedip atau Warna Putih Padat
Jika laptop Anda berkedip di layar dan mematikan, penyebabnya mungkin karena masalah inverter. Inverter pasokan listrik untuk lampu latar layar. Inverter mudah untuk mengganti dan biasanya biaya sekitar 500ribu. Jika layar laptop Anda adalah warna putih solid, maka masalah mungkin adalah koneksi kabel yang buruk antara monitor dan papan sistem. Buka laptop Anda dan pastikan bahwa kabel dan koneksi diatur dengan benar dan tidak rusak.

Gambar di Layar yang campur aduk
Banyak kali pengguna laptop akan melihat gambar yang semuanya campur aduk. Dalam kebanyakan kasus hal ini bukan karena layar itu sendiri, tetapi mungkin kartu video. Salah satu cara cepat untuk menentukan apakah atau tidak itu adalah monitor Anda yang menyebabkan layar jadi campur aduk adalah untuk menghubungkan monitor lain ke laptop Anda menggunakan port VGA. Jika monitor lain menunjukkan gambar campur aduk, maka mungkin kartu video komputer Anda dan tidak memonitor.

Mengganti Screen Laptop Anda
Jika masalah citra Anda adalah karena layar laptop rusak atau rusak menggantinya cukup mudah. Perlu dicatat bahwa layar laptop yang sangat mahal dan kadang-kadang dapat biaya 50% atau lebih dari harga total komputer, misalnya lebih dari $ 500 untuk sebuah komputer $ 1.000. Meskipun Anda dapat membeli sebuah layar baru dari produsen komputer Anda, kebanyakan orang baik memutuskan untuk membeli layar laptop yang digunakan atau membeli komputer baru. Bagi mereka yang memutuskan untuk mengganti layar komputer mereka, satu-satunya alat yang Anda perlukan adalah obeng, berikut adalah beberapa langkah mudah untuk diikuti.

Langkah 1. Pertama perhatikan jenis layar laptop Anda memiliki dan membeli satu yang dijamin cocok. Sementara beberapa model laptop dari pembuatan yang sama mungkin cocok, pastikan cocok sebelum Anda pergi keluar dan membeli. Setelah Anda siap untuk menggantikan layar, matikan komputer, lepaskan baterai dan cabut.

Langkah 2. Cari sekrup penutup bingkai plastik (biasanya karet atau plastik) untuk mendapatkan akses ke sekrup yang memegang layar untuk bezel dalam kecepatan. Dalam kebanyakan kasus, layar Anda akan memiliki 4-6 mencakup sekrup total. Anda mungkin akan membutuhkan kepala flat kecil atau driver Phillips sekrup, namun beberapa laptop mungkin memiliki kepala sekrup mereka sendiri yang akan memerlukan screw driver khusus atau kunci pas Allen untuk menghapus sekrup. Mencakup sekrup biasanya akan terletak di bagian bawah bingkai plastik, namun setiap model komputer yang berbeda, sehingga Anda akan harus mencari sekrup penutup untuk mendapatkan akses ke layar.

Langkah 3. Setelah Anda telah menghapus penutup sekrup, menghapus semua sekrup, memegang layar di tempat. Setelah semua sekrup dihapus, lembut menarik diri layar dari panel plastik. Biasanya cara terbaik untuk mencapai ini adalah dengan menggunakan jari-jari Anda dengan lembut berguling-guling panel melonggarkan seluruh layar. Setelah Anda memutar jari-jari Anda di seluruh panel sedikit memisahkan layar, tarik layar dari panel menggunakan cahaya untuk moderat jumlah gaya. Jika layar masih tidak bergeming, periksa untuk memastikan apakah ada sekrup yang lainnya masih menempel.

Langkah 4. Sekarang panel telah dihapus, Anda akan melihat layar yang dikelilingi oleh bingkai logam. Pada titik ini, Anda dapat memiringkan layar depan, mengekspos bagian belakang logam dari bingkai LCD. Layar perlahan-lahan harus pop keluar dari cangkang punggungnya. Anda harus dapat melihat kabel berjalan dari layar untuk laptop. Harus ada dua kabel utama, yang pertama adalah pita yang merupakan kabel video. Kabel video biasanya direkam di tempat. Lepaskan pita dan kemudian dengan lembut lepaskan pita dari layar LCD. Kawat lain adalah kabel daya untuk inverter. Dalam kebanyakan kasus, jika Anda hanya mengganti layar LCD, Anda akan terus menggunakan inverter, meninggalkannya seperti. Namun, jika Anda mengganti inverter juga, lepaskan kabel daya dan putar inverter dari gunung tersebut.

Langkah 5. Setelah layar lama Anda telah dihapus, pasang di layar baru dan meletakkannya di shell. Namun, sebelum Anda sekrup di bezel, Anda harus menguji layar untuk memastikan sudah bekerja dengan baik. Untuk menguji layar, Anda akan perlu untuk daya komputer Anda. Jika ketika Anda kuasa atas komputer Anda, layar bekerja dengan benar, Anda dapat mematikan komputer dan terus sekrup di layar untuk panel dan penutup sekrup dengan plastik atau tutup karet.

Selengkapnya...

Minggu, 07 Agustus 2011

Nike T90 Laser IV, edisi terbaru dari Nike T90

ini dia generasi terbaru dari sepatu bola Nike T90, seperti yang sudah-sudah, Nike selalu meluncurkan inovasi2 terbaru 



  Selengkapnya...

 

© free template by Blogspot tutorial

" Blog Pelajar yang selalu ingin belajar "